Penyebab Gagal Transaksi di Marketplace

Penyebab Gagal Transaksi di Marketplace

Penyebab gagal transaksi masih menjadi persoalan serius yang harus ditangani oleh marketplace supaya dapat mempertahankan konsumen setianya. Ada banyak permasalahan yang sering terjadi, sehingga membuat banyak konsumen hanya meninggalkan barangnya di keranjang belanjaan saja dan tidak meneruskan pembelian.

Untuk itu, Anda perlu melakukan berbagai riset dan mengetahui penyebabnya, sehingga calon pembeli tidak hanya meletakkan barang pilihannya. Tetapi, dapat langsung melakukan tindakan nyata yaitu melakukan pembelian. Dengan begitu, Anda harus untuk mencari dan mengetahui berbagai persoalan terjadi, sehingga penyebab di atas dapat diselesaikan.

5 Penyebab Gagal Transaksi di Marketplace

1. Pengisian Formulir Ribet

Ada beberapa marketplace di Indonesia yang terkadang menyajikan formulir yang ribet dan banyak berbagai syarat yang harus dipenuhi. Terkadang hal ini dapat menjadi penyebab gagal transaksi, karena pembeli adalah raja dan sajikan hal yang mudah dan simpel.

Untuk marketplace yang ada sekarang, pastikan Anda memberikan pengisian formulir yang tidak terlalu bertele-tele. Percuma mempunyai jumlah kunjungan yang banyak dan besar, tetapi tidak melakukan transaksi, Sehingga buatlah secara sederhana dan gampang.

Berdasarkan psikologis, orang yang sedang sibuk memilih barang belanjaannya itu enggan untuk memberikan dan mengisi berbagai hal secara detail dan lama. Karena, prinsipnya hanya untuk membeli dan bukan mengisi jawaban yang membutuhkan waktu.

Dengan begitu, lakukan semuanya secara cepat dan praktis. Pastikan waktu checkout pun dimaksimalkan dan tidak menunggu berbagai konfirmasi. Karena hampir mencapai 30 % pelanggan merasa malas menunggu proses checkout yang panjang.

Buatlah calon pelanggan Anda untuk menikmati kepraktisan dan kemudahan dari marketplace yang dituju. Supaya tidak terjadi penumpukkan barang dan tertinggal di keranjang saja, pastikan konsumen berbelanja dan mendapatkan produk yang diinginkannya.

2. Testimoni

Memperlihatkan ulasan yang positif dari pelanggan atau pembeli itu, memberikan gambaran yang baik terhadap sebuah marketplace. Sehingga, tempat belanja yang dituju dapat perlahan membangun brand dan kredibilitasnya, untuk pembeli dan mitra bisnis.

Secara tidak sadar, testimoni ini sangat membantu untuk menghindari penyebab gagal transaksi, apabila responnya bagus semua. Karena, apabila konsumen yang belanja dan mendapatkan produk yang berkualitas, maka secara spontan mempengaruhi pembeli lainnya.

Pentingnya untuk memberikan testimoni dan tampilkan secara transparan, karena disana calon pembeli dapat menemukan dan memilihnya. Sebab, tidak semuanya respon baik semua dan tidak mungkin juga akan mendapatkan tanggapan yang buruk.

Untuk itu, pastikan Anda memberikan data dan respon yang benar terjadi dan jangan pernah membuat bagian testimoni yang menipu. Karena pembeli sekarang ini sudah cerdas dan berikan data yang sebenarnya saja, biarkan konsumen yang memilih.

Klik lihat: https://giovanibarbershop.com/kemitraan

Tentunya kurangnya testimoni itu akan membuat orang tidak mau melirik dan melakukan pembelian, karena takutnya terjadi penipuan. Dengan begitu, lakukanlah hal yang dapat mengubah pandangan pembeli dan dapat melakukan transaksi nya.

3. Tidak Mobile Friendly

Berdasarkan data dari penelitian menyebutkan bahwa sekitar 20-25 persen dari proses pembelian di marketplace itu menggunakan smartphone. Lalu, jika website nya tidak mendukung dan tidak cocok untuk perangkat mobile, harus berbenah dan sesuaikan.

Buat semuanya bagus untuk beberapa perangkat baik itu untuk PC atau Smartphone, karena dengan begitu membuat semua segmentasi dapat terpenuhi. Jangan buat berbagai hal yang dikhususkan untuk perangkat tertentu, karena itu buat konsumen menjadi malas.

Lakukan beberapa hal yang dapat menyesuaikan dan tidak ribet untuk dilakukan, karena kebutuhan konsumen dan calon pelanggan itu tidak dapat ditebak. Terpenting, buatlah semuanya menjadi lebih mudah dan praktis.
Walaupun pengguna dengan smartphone banyak, bukan berarti marketplace nya hanya dibutuhkan untuk kebutuhan hanya satu perangkat saja. Sebab, hal utama yang harus dilakukan itu harus bisa bersaing dan dilirik.

Terpenting dapat memberikan kebutuhan yang diinginkan oleh konsumen secara cepat, mudah dan praktis. Itu kuncinya, agar marketplace yang dikelolah dapat berkembang dan menjadi tempat belanja secara online difavoritkan oleh masyarakat Indonesia.

4. Tidak Ada Jaminan Keamanan

Mengenai keamanan ini menjadi perbincangan yang sensitif, apalagi berkaitan dengan transaksi digital. Hal ini terkadang menjadi penyebab gagal transaksi yang membuat pelanggan hanya sampai pada proses checkout saja.

Padahal dalam perjalanannya mengenai proses pembayaran sudah sesuai dan mengikuti standar yang dapat dijamin keamanannya. Tetapi, tidak adanya penjelasan lengkapnya, membuat konsumen membatalkannya. Karena, sekarang ini maraknya kasus kejahatan dan penipuan yang mengatasnamakan marketplace tertentu membuat pelanggan atau konsumen jauh lebih waspada. Belum lagi menyangkut pembayaran, itu hal yang sangat sensitif.

Dengan begitu, pihak pengelolah dari marketplace memberikan pelayanan yang ekstra dan buat ketentuan yang dapat dipelajari dan didapatkan dengan jelas oleh konsumen. Sehingga, dapat menyakinkan bahwa tempat belanja online nya terjamin dan terpercaya.

Untuk itu, yakinkan calon konsumennya dan melakukan transaksi dengan marketplace tersebut aman, caranya dapat dengan memanfaatkan berbagai platform. Misalnya, memanfaatkan media sosial untuk melakukan berbagai promosi terkait.

5. Membuat Akun Yang Ribet

Dari penelitian yang dilakukan di Denmark, hampir sebanyak 40 % konsumen meninggalkan barang yang dipilih dan ingin dibeli, hanya sampai di keranjang saja. Hal ini disebabkan harus membuat akun, Sehingga tidak ada proses transaksi yang terjadi. Karena, saat calon konsumen harus belanja dan ingin mendapatkan barang yang diinginkan, tidak ingin ribet dan tugasnya hanya untuk membeli. Ditambah lagi dengan banyaknya persaingan atau kompetitor yang sama, tetapi menerapkan cara yang lebih mudah dan praktis. Otomatis, marketplace yang ribet dan sulit, akan ditinggalkan dan tidak digunakan kembali.

Pastikan marketplace yang ingin berkembang dan maju, buatlah beberapa hal dengan mudah dan tidak harus sulit untuk prosesnya. Dengan begitu, akan memberikan kemudahan yang dapat dilakukan oleh calon pembeli.

Persaingan yang semakin ketat, konsumen yang cerdas, tidak ingin ribet dan bertele-tele mengharuskan penyedia jasa tempat penjualan online harus lebih sederhana dan praktis. Jangan sampai hal sulit akan ditinggalkan oleh marketnya.

Itu tadi beberapa faktor penyebab gagal transaksi di marketplace, sebagai pemilik marketplace kini saatnya melakukan perubahan pada beberapa fitur sehingga memudahkan pengguna.

Sumber: https://fakta.co.id